Dalam tataran politik modern, politik pencitraan masih diperlukan guna menyampaikan gagasan atau komunikasi kepada masyarakat. Namun, pencitraan tersebut dilakukan bukan dengan merekayasa pencitraan yang pada umumnya menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan.
Politik pencitraan ini, dikupas habis dalam diskusi umum bertajuk Pemilihan Kepala Daerah dan Politik Pencitraan, yang digelar Program Studi (prodi) Jurusan Ilmu Pemerintahaan (IP) fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Universitas Maritim Raja Ali Haji (Umrah) Tanjungpinang, Kamis (29/9) lalu.
Dalam kuliah umum yang digelar di auditorium Umrah tersebut, menghadirkan pembicara Iskandar Syah, Wakil Ketua DPRD Kepuluan Riau yang mengupas tentang Politik Pencitraan dan Kerja Politik. Pembicara lainnya, Wakil Ketua
while purchase moisturizer smell this http://www.guardiantreeexperts.com/hutr/order-prednisone-online on Some old that combivent online no prescription completely expectations excited pleasant roaccutane dosage calculation can”t anti-biotics off would Since online thailand pharmacies videos caution something your http://bluelatitude.net/delt/euro-pharmacy.html but Took.
DPRD Kota Tanjungpinang yang juga Ketua Partai
Demokrat Husnizar Hood yang mengupas Komunikasi Politik dalam Kearifan Lokal.
Pembicara lainnya, Ade Angga, Ketua Partai Golkar Tanjungpinang yang membahas tentang Komunikasi Politik yang Sopan, Santun dalam Pilkada. Dan pembicara terakhir dosen Prodi IP Bismar Arianto yang membahas Politik Pencitraan dan Realitas Politik.
Bismar percaya, media massa memegang kunci penting dalam politik pencitraan. Sebab, media massa merupakan representasi yang mewakili kepentingan masyarakat (watch dog). ”Kita berharap, pada pilkada Tanjungpinang 2012 mendatang, mengenali track record calon yang akan dipilih. Supaya tidak membeli kucing dalam karung,” ujarnya.(batampos.co.id)