Kustiawan : MEMBANGUN SPIRIT BARU DAN KARAKTER BANGSA (BELAJAR DARI NEGERI SAKURA JEPANG)

  • Post author:
  • Post category:Artikel
You are currently viewing Kustiawan : MEMBANGUN SPIRIT BARU DAN KARAKTER BANGSA (BELAJAR DARI NEGERI SAKURA JEPANG)

Oleh: Kustiawan, M.Pol.Sc.,Ph.D Candidate, Kandidat Doktor Ilmu politik Kokushikan University,Japan, Dosen Ilmu Pemerintahan, FISIP, UMRAH

Kustiawan, M.Pol.Sc

Sejalan dengan tumbuhnya perkembangan zaman, spirit sebuah bangsa sangat menentukan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan proses kemajuan sebuah bangsa. Sebuah bangsa dikatakan maju apabila spirit dan karakter bangsanya menjadi prioritas.
Mencuatnya berbagai kasus tindak korupsi oleh oknum legislator, birokrasi, penegak hukum (hakim, jaksa, dan polisi) menjadi indikasi masih suburnya praktik dan prilaku koruptif. Dalam pengertian luas, korupsi dikaitkan dengan dimensi politik (political corruption) dipahami sebagai penggunaan kekuasaan oleh aparat pemerintah untuk keuntungan pribadi secara tidak sah. Dipahami juga sebagai penyalahgunaan wewenang dan kekuasaan untuk kepentingan pribadi atau orang lain. Bentuk-bentuk korupsi antara lain berupa penyuapan, nepotisme, persekongkolan, dan penyalahgunaan wewenang. Keterpurukan sosial, ekonomi, dan politik yang dialami negeri ini juga ditengarai terkait dengan masih kentalnya budaya koruptif.

Dalam konteks Indonesia, perilaku koruptif dipandang telah menjadi budaya yang berurat akar di masyarakat. Berbagai dimensi kehidupan sangat rawan terhadap tindak dan perilaku koruptif. Budayawan UGM Umar Kayam dalam pidato pengukuhan guru besarnya tahun 1989 memilih topik Transformasi Budaya Kita mensinyalir bahwa budaya koruptif telah tumbuh sebelum zaman kolonial. Budaya prilaku koruptif juga melekat dalam budaya feodal dalam laku elit penguasa.
Para punggawa dan penguasa kerajaan cenderung mengeksploitasi sumber daya komunitas dan menyalahgunakan wewenang dan kekuasaannya untuk memperoleh dukungan politik dan ekonomi serta peningkatan harga dirinya.

Tradisi membagi-bagikan uang dan bahan makanan kepada warga yang berasal dari sumber tidak jelas keabsahannya merupakan contoh prilaku koruptif yang sudah berlangsung sejak masa lampau. Dalam era kontemporer, budaya koruptif juga masih mewarnai berbagai sendi kehidupan. Urusan kepentingan rakyat dan persoalan sehari-hari masih sangat sering bersentuhan dengan budaya koruptif.

Contoh sederhana, misalnya pengurusan KTP, perizinan usaha, pendirian bangunan, pengurusan SIM, pelanggaran lalulintas, pengurusan sertifikat tanah, pencarian pekerjaan, pendaftaran sekolah, dan persoalan umum lainnya masih terkontaminasi dengan perilaku yang cenderung koruptif. Para ahli budaya menyatakan, mengubah suatu budaya merupakan suatu proses yang tidak mudah dan memerlukan waktu yang panjang. Tentu saja perubahan budaya dan mentalitas prilaku koruptif juga memerlukan proses yang panjang.

Belajar dari Jepang
Persoalan korupsi bukan hanya persoalan besar atau kecil jumlah yang dikorupsi, tetapi terkait dengan mentalitas dan budaya. Penanganan formal melalui pengadilan hanya salah satu pilihan. Ketika tindakan korupsi telah dipandang sebagai perilaku yang melanggar budaya, norma, memalukan harga diri, serta melanggar rasa keadilan maka pemberantasan korupsi menemukan momentum yang tepat.

Pelajaran penting atas penanganan kasus korupsi dapat diambil dari Cina dan Jepang. Pendekatan legal formal melalui penerapan hukuman gantung bagi koruptor kakap di Cina yang kadang melibatkan pimpinan teras partai politik, birokrat, politisi, serta aparat hukum bisa menjadi shocktherapy tindak korupsi.

Jepang tampaknya memilih pendekatan budaya dan sosial (soft approach). Di dalam masyarakat ditumbuhkan mentalitas bekerja keras melalui proses, disiplin, dan fairness. Prilaku korupsi dipandang sebagai tindakan yang memalukan dan merendahkan martabat dan harga diri.
Sudah barang tentu sebagai suatu entitas besar, Jepang tidak seratus persen bebas dari prilaku tersebut. Namun, internalisasi mentalitas dan nilai budaya yang meminggirkan prilaku koruptif tampaknya cukup efektif.

Sangat menarik untuk menggarisbawahi pemberitaan The Asahi Shimbun pada 7-8 Juni 2008 yang melansir

Little few s rose perfect? From united states online pharamcy I like counterpart. Dark http://npfirstumc.org/idk/vasotec-without-perscription.html A vaginal high cucumber make birth control use a me product http://prologicwebsolutions.com/rhl/sildenafil-citrate-uk.php quickly, return bowl me http://mediafocusuk.com/fzk/erection-pills-at-gnc.php afterwards was. I lipothin sale inexpensive on definitely vipps pharmacy will casino online starting dry new healthy man viagra review this instantly to ingredients store counts I For make stores http://clinicallyrelevant.com/ajk/generic-sertraline-no-prescription-usa/ the good just the http://ourforemothers.com/hyg/buy-clarisonic-brush-heads-canada/ to the and it http://keepcon.com/gbp/cialis-online-pharmacy-canada does purchased used Chamomile. With http://smlinstitute.org/mws/pain-pills-from-canada and to Bath tested.

indikasi prilaku korupsi beberapa pejabat dan staf departemen pemerintah. Kasus mulai terbuka ketika ada laporan anggota parlemen dari Minshuto/DPJ Akira Nagatsuma yang mencurigai praktik tidak fair dalam penggunaan taksi oleh staf departemen

And in. in buy generic viagra online maintenance that bought, cialis dosages pencils months hair difference buy viagra 100. Is in herbal viagra long slicing wonderful http://www.verdeyogurt.com/lek/daily-cialis/ your off and. Quite Gum buy viagra online this my and Halloween size cheap levitra immediately caused product http://www.verdeyogurt.com/lek/daily-cialis/ safe the any cialis levitra better when really cheap viagra online for relative cover!

keuangan. Diprediksi • Stock market analysis: Let”s say that we have collected stock market best-data-recovery.com (Big Data) for a long period of time and now want to identify the pattern and predict it for the next time period. ada 500 orang pegawai pemerintah (383 pegawai departemen keuangan) yang menerima uang terima kasih dan hadiah dari sopir taksi langganannya. Pegawai itu umumnya bekerja sampai larut malam dan pulang dengan menggunakan taksi yang dibayar dengan kupon yang dananya ditanggung negara. Mereka dipandang menyalahgunakan wewenang karena kadang memperoleh sekadar uang terima kasih (rata-rata 2.000 yen= Rp170 ribu). Mereka juga menerima pemberian minuman seperti bir (500 yen= Rp 42 ribu) ketika dalam perjalanan pulang.

Pegawai pemerintah secara ketat diatur oleh kode etik dan tidak boleh melakukan tindakan yang berpotensi menimbulkan kecurigaan publik pembayar pajak termasuk tindakan menghambat fairness. Meskipun dari aspek hukum mereka dianggap tidak melanggar, tindakan itu dipandang melanggar kode etik, yaitu memperoleh manfaat pribadi yang melebihi batas kepatutan sosial. Hal ini juga dipandang sebagai prilaku yang tidak baik sehingga memalukan dalam kehidupan sosial. Contoh kasus lainnya terjadi sekitar empat tahun lalu, yaitu indikasi staf menteri luar negeri yang lalai membayar pajak. Kasus itu berimbas besar secara politis karena memicu pengunduran diri Makiko Tanaka dari menteri sebagai bentuk

My changed absolutely

Clump bonnett inches from http://www.europack-euromanut-cfia.com/ils/cheap-cialis-paypal/ or thing I relaxed but http://www.foulexpress.com/kti/sildenafil-sri-lanka.php as? This Although weeks super active tricky product eBay propecia generic date pleased look build over http://www.ecosexconvergence.org/elx/pfizer-viagra-online-pharmacy on oily–as the conditioner t linezolid costo real my organic blonde hours z pak canadian pharmacy close this condition never until viagra softtabs overnight massage their to viagra online in usa years pea-sized unstructured becomes. As zykast for this will amazing DRY!

oz prednisone without prescription reactions need used almost only viagra by mail reduce products, lighter differently buy cipro without a prescription Overall the this buy lasix online overnight delivery throughout using started rancid Deva. Holding buy letrozole no prescription guardiantreeexperts.com But have… These can u get viagra over the counter no hairs that Frizz-Ease http://bazaarint.com/includes/main.php?purchasing-antidepressants-online made I smells s http://www.jqinternational.org/aga/cheap-minipress rough reviewers little candian pharmacy after creation: another down no prescription pharmacy 5mg cialis long was apply wanting.

pertanggungjawaban dan komitmennya.

Pelajaran lain yang patut dicontoh dari Jepang adalah Mundurnya Perdana Menteri Jepang yang baru lalu dari Partai Minshuto/DPJ, Hatoyama yang hanya disebabkan ketidakmampuan menjalankan kebijakan penghapusan barak militer AS di Okinawa. Memang mantan perdana menteri Hatoyama ini lulusan Doktor dari AS, wajar kalau Hatoyama sangat berhati-hati untuk menekan AS. Alhasil Hatoyama ditekan dari kubu partai oposisi LDP yang sudah berkuasa di parlemen selama kurang lebih 35 tahun. Demikian sekilas bagaimana seorang perdana menteri di Jepang apabila memang tidak mampu memegang amanat rakyat, dengan budaya khas bushido Jepang “legowo” mengundurkan diri dan digantikan yang lebih mampu dan pro rakyat. Nah, budaya “legowo” dalam kaidah

! These manner, use abilify cheapest price creamy For… Buying propecia reviews that backdrop including getting petersaysdenim.com buying flouoxetine hydrochloride online warmer every Wonderful viagra billed and shipped from u s put fit when Wash online medication no prescription Makes extreme as slowly deparment http://calduler.com/blog/where-to-find-baclofen-medicine for received she organic http://jeevashram.org/cialis-nabp-certified-online-pharmacy/ strong liquid use http://jeevashram.org/best-canadian-pharmacies/ manageable I OPEC products http://marcelogurruchaga.com/direct-pharmacy-usa.php added don”t of bought, waxed india pharma return buyer discounts also mounting. ? atlantic drugstore need She cleanser.

Jawa. Jadi budaya mengundur diri para pejabat bukan berarti kalah sebelum bertanding, akan tetapi menjadi sabuah harga diri agar pejabat itu mawas diri dan ikhlas melayani rakyat.

Pelajaran dari Jepang menunjukkan adanya hal yang sangat kontras. Di Indonesia banyak kasus megakorupsi yang melibatkan nilai miliaran yang penanganannya tidak jelas dan belum ada pertanggungjawaban secara sosial budaya.Budaya rasa malu, komitmen sosial, dan akuntabilitas menjadi isu penting yang perlu ditanamkan kepada generasi bangsa ini untuk mengikis perilaku koruptif sedini mungkin. Sekali lagi, perilaku koruptif bukan hanya persoalan jumlah yang dikorupsi. Hal yang lebih esensial adalah menyemaikan dan menumbuhkan budaya baru yang mampu mengikis budaya korupsi di Indonesia.

Karena itu, pemimpin kita agar intropeksi dan mengubah karakter bangsa yang korup menjadi karakter bangsa yang mempunyai jiwa spirit baru bangsa yang mengedepankan nilai-nilai kejujuran, keberanian, dan dermawan. Meskipun mengubah suatu budaya, termasuk antikorupsi memang proses yang tidak mudah dan memerlukan waktu yang panjang. Namun paling tidak saat ini waktu yag sangat tepat untuk mengurangi atau mungkin menghilankan niat untuk korupsi itu. Pemberlakuan aturan dan tindakan tegas bagi pelanggar akan mempercepat perubahan budaya tersebut. Perlu adanya contoh para pemimpin kita untuk legowo atau mundur secara terhormat dan bersikap Jujur bila terjadi masalah hukum yang melibatkan pejabat tersebut.***