Monograf IMPLEMENTASI MODEL PARADIPLOMASI PARIWISATADI KABUPATEN BINTAN

Monograf IMPLEMENTASI MODEL PARADIPLOMASI PARIWISATA DI KABUPATEN BINTAN

Ilmu manajemen sangat diperlukan di segala bidang. Buku ini menjadi pengantar yang baik untuk memahami manajemen.

Mengapa Paradiplomasi Sebagai Esensi Pariwisata Daerah Perbatasan Itu Penting?

Pariwisata merupakan salah satu tulang punggung perekonomian di Kabupaten Bintan. Dalam rencana tata ruang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (KPBPB)/Free Trade Zone (FTZ) Batam, Bintan dan Karimun, Kabupaten Bintan merupakan pusat kegiatan pariwisata mancanegara dan domestik dengan fungsi utama pengembangan pariwisata dan fungsi pendukung sebagai pemukiman dan simpul transportasi penumpang. Tepatnya di kawasan wisata Lagoi, kawasan wisata Trikora, kawasan wisata Pengujan, dan kawasan wisata Sakera. Selain itu pemerintah Kabupaten Bintan juga memiliki dasar kebijakan berupa rencana induk pengembangan pariwisata di mana pada arah kebijakan 4 pengembangan kawasan pariwisata daerah Bintan sebagai kawasan wisata terpadu eksklusif (KWTE) dan kawasan wisata terbuka umum (KWTU). Di mana salah satu indikasi program pengembangan wisata di Bintan menjadikan kawasan wisata Lagoi sebagai salah satu kawasan wisata terpadu eksklusif dan kawasan Pantai Trikora sebagai kawasan wisata terbuka umum dengan berbagai pengembangan wisata seperti kawasan wisata bahari, rekreasi keluarga, wisata alam, ekowisata dan desa wisata.

Kawasan wisata Lagoi ada sebagai salah satu agenda kerjasama Indonesia-Singapura dalam pengembangan pariwisata dan ekonomi kedua negara, yang bertujuan untuk menarik wisatawan baik domestik maupun internasional, juga berkomitmen untuk mengembangkan bagian utara Pulau Bintan. Kerja sama pengembangan kawasan ini sudah dimulai sejak tahun 1990 sampai dengan 2004. Hubungan kerja sama antara pemerintah Kabupaten Bintan dan pihak asing dikuatkan dengan lahirnya Peraturan Pemerintah nomor 47 tahun 2007 tentang kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas Bintan, membuat kawasan wisata Lagoi menjadi kawasan FTZ atau kawasan perdagangan bebas. Berdasarkan kajian dari Tim Peneliti Rispro Tata Kelola LPDP BINUS University, melalui pengumpulan data-data primer dan sekunder, serta tahapan penyusunan model terpada “paradiplomasi” ditemukan beberapa permasalahan terkait pengembangan pariwisata di Kabupaten Bintan, selengkapnya ada di dalam buku ini. silahkan membaca!

Daftar Isi

Daftar Isi buku ini antara lain:

BAB 1

URGENSI MODEL PARADIPLOMASI
(Paradiplomasi Sebagai Esensi Pariwisata
Daerah Perbatasan, Kerangka Kebijakan)

Bab 2

KONDISI EKSISTING DAN SINTESA EMPIRIK
(Filosofi Pembangunan Model, Sosio-Ekonomi Pariwisata dalam Model Paradiplomasi, Kerangka Kebijakan Model Paradiplomasi)

Bab 3

IMPLEMENTASI MODEL PARADIPLOMASI
(Prinsip-Prinsip Model Paradiplomasi,Dimensi Implementasi Model Paradiplomasi)

Bab 4

KEBERLANJUTAN MODEL PARADIPLOMASI
(Konteks Keberlanjutan Model Paradiplomasi, Fungsi Model Paradiplomasi)

DAFTAR PUSTAKA

BIOGRAFI PENULIS

Dapatkan Karya Terbaik Sepanjang Masa

Keterangan Buku

Judul Buku: Monograf
IMPLEMENTASI MODEL PARADIPLOMASI PARIWISATA
DI KABUPATEN BINTAN
Penulis: Nurhasanah Suwardi, SE,.M.Si dan Kiki Wulandari, SE.,MM
Penerbit: Laboratorium Komunikasi & Sosial (LAB.KOMSOS) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Maritim Raja Ali Haji
Cetakan: I, Desember 2022
Kertas isi: HVS 70 gram
Jumlah halaman: 148 hlm
Ukuran: 15,5×23 cm
ISBN: Dalam Proses

Harga Buku

Rp100,000

Rp75,000

Garansi Uang Kembali

Semua buku yang telah diterbitkan telah melalui quality control yang cukup ketat. Apabila Bapak/Ibu yang telah membeli buku ini mendapatkan kecacatan dalam bukunya, misalnya halaman terbalik, rusak, ataupun kecacatan lainnya, silahkan tunjukkan kepada kami melalui chat maka kami akan mengganti dengan buku yang baru.